Dengan irama musik gerimis,
aku kembali mengingatmu begitu manis, Mencoba untuk tidak mengeluarkan isak
tangis
Malam semakin pekat, hening
membatu
Hanya aku dan kenangan dengan
perbincangan yang semakin menyeruak, menyesak hingga aku tersedak
Kemana pergi pelukan yang
mendamaikan semesta. Yang katamu pandai menidurkan rembulan dengan hangatnya
Kecup yang pandai mendamaikan
emosi dihati yang kini tak tertata dengan rapi.
Sayangku, aku kedinginan
Sementara hangatmu tertawa
merayakan kepedihanku dengan orang yang kau sebut cinta yang baru
Rasanya aku berada pada benua
Atlantik. Membeku, gemetar hingga kini teriakku tak lagi bisa didengar
Kedua dada kita kini tak lagi
bisa beradu, hanya irama musik gerimis yang terdengar merdu dan selalu membuat
rindu
Aku kembali meneguk secangkir
rindu yang kau tanggalkan sebelum kau pergi
Walau rasa pahit tetap saja
kuresapi, kunikmati dengan sedikit rasa benci
Dalam sujudku, aku selalu
memintamu tanpa rasa malu
“Perihal apa pun yang kau
cintai, semoga semesta mencatatku sebagai salah satunya.”
Cinta membawamu pergi, tetapi
rindu tak sanggup membawamu kembali
Semoga coretan ini tak begitu
saja berlalu, tertiup angin sampai hulu
Hingga membawamu pergi jauh,
dan membuat lukaku tak kunjung sembuh
Sebab hanya dengan coretan
ini aku mampu menyapamu dengan mesra
Kembali mengingat genggamanmu
yang kau lepaskan begitu saja
Berbahagialah, rebahkanlah
kerinduanmu didadanya
Semoga cinta yang kau pilih
tak pernah salah
Cinta nemen pokoke karo aksaramu
BalasHapusKeren keren lanjutkan
Nahh gitu dong mulai nulis, sayang bnget kalo tulisan sekeren ini hanya dinikmati sendiri, semangat cuk
BalasHapusJen kaka mei membuatku terheran heran. Mantul ka😍
BalasHapusSemangat terus 💪
BalasHapus